Tak Punya Etika, Saya Jengkel & Terpaksa Mencoret Mereka dari Timnas


Setidaknya sudah ada tiga pemain Timnas Indonesia yang resmi memperkuat klub asing pada musim depan padahal skuad Garuda sendiri harus menjalani jadwal padat yang pastinya memaksa tim lebih sering berkumpul untuk melakukan persiapan.

Edy Rahmayadi merasa jengkel karena pada saat sepakbola nasional sedang dalam masa kebangkitan malah ada pemain yang memilih merumput bersama klub asing sementara kepentingan membela negara bisa beresiko di kesampingkan.

Tiga pemain yang sudah resmi berseragam klub asing yakni Evan Dimas dan Ilham Udin bergabung bersama klub Malaysia, Selangor FA kemudian eks Persija Jakarta, Ryuji Utomo menandatangani kontrak dengan klub kasta kedua Thailand, PTT Rayong.

Ketum PSSI merasa jengkel dan dilangkahi oleh para pemain tersebut karena ketiga pemain itu sama sekali tidak berkomunikasi dengannya mengenai keputusan mereka bergabung bersama klub asing karena status mereka sebagai skuad Timnas Indonesia.

“Saya jengkel, Etikanya saja mereka sudah salah. Saya ini kan bapaknya PSSI. Dimana-mana, anak itu kalau mau pergi kan seharusnya pamit sama bapaknya. Kan gak benar (etika) mereka seperti itu,” ujar Edy dikutip dari republika.co.id (16/12/2017).

Mungkin jika dilihat dari sisi lain cara pandang Ketua Umum PSSI tersebut pernyataannya yang merasa dikecewakan bahkan menyebut para pemain yang bergabung bersama klub asing tidak memiliki jiwa nasionalisme cukup masuk akal.

Ketiga pemain yang tergabung dalam skuad Timnas Indonesia bentukan Luis Milla tersebut memiliki resiko tidak dapat memperkuat skuad Garuda pada ajang penting yang akan diikuti oleh Timnas Indonesia pada 2018.

Mereka kemungkinan besar bisa dilarang oleh pihak klub untuk pulang ke Indonesia untuk bergabung dengan skuad Timnas Indonesia karena perhelatan Asian Games 2018 dan AFF Cup 2018 mendatang tidak termasuk dalam kalender FIFA A Match.

Seperti yang sudah diatur oleh FIFA bahwa para pemain hanya diharuskan dilepas oleh pihak klub jika negaranya akan menjalani pertandingan yang masuk dalam kalender FIFA A Match.

FIFA tidak memiliki regulasi khusus yang menghukum klub yang melarang pemainnya pulang memperkuat Timnas selama pertandingan diluar kalender FIFA A Match.

Seperti dikutip dari bola.liputan6.com (16/12/2017), Hal ini pernah terjadi pada saat ajang AFF 2016 era kepelatiha Alfred Riedl dan pada saat kepelatihan Luis Milla.
Ryuji Utomo - bola.kompas.com

Pada saat AFF 2016, Andik Vermansah sempat dipertahankan Selangor FA tidak diperbolehkan pulang bergabung bersama Timnas Indonesia karena kompetisi Liga Malaysia yang tidak sinkron dengan jadwal latihan serta rencana laga skuad Garuda.

Kemudian yang paling terdekat pada saat Luis Milla harus mencari pengganti Rezaldi Hehanusa setelah pihak klub Persija Jakarta enggan melepas pemainnya tersebut bergabung bersama skuad Timnas Indonesia karena harus menjalani laga tandang penting ke markas Persela Lamongan.

Tidak adanya jaminan pemain yang bergabung bersama klub asing bisa pulang ke Indonesia untuk bergabung bersama skuad Garuda membuat Edy Rahmayadi cemas hingga melontarkan pernyataan keras terhadap para pemain tersebut.

Namun semua sudah terjadi dan ketiga pemain tersebut dipastikan tidak akan bisa membatalkan kontrak mereka bersama klub asing, hal ini membuat Edy Rahmayadi mengutarakan ungkapan Luis Milla bahwa akan mencoret pemain tersebut dari Timnas Indonesia.

“Kalau itu memang kehendak pemain, itu kita (PSSI dan pelatih) juga tak bisa memaksa. Tetapi saya (Milla) terpaksa mencoret mereka.” ungkap Edy Rahmayadi dikutip dari republika.co.id (16/12/2017).
Goal.com

Jika alasannya karena resiko kekurangan pemain berkualitas untuk mendukung perjuangan Timnas Indonesia pada perhelatan bersar yang akan digelar di Indonesia tahun 2018 maka pernyataan Edy Rahmayadi cukup realistis.

Edy Rahmayadi juga mengatakan bahwa sebelumnya tidak pernah melarang pemain Timnas Indonesia untuk bergabung bersama klub asing namun pada saat ini kondisi sedang berbeda.

Timnas Indonesia lebih membutuhkan mereka untuk bergabung karena perhelatan besar akan digelar di Indonesia dan target tinggi sudah ditetapkan harus bisa dicapai skuad Garuda.

“Yang lalu-lalu saya kan gak pernah ributin hak pemain untuk bermain di mana saja. Tapi saat ini ada kepentingan bangsa yang lebih penting dari sekadar kontrak,” kata Edy dilansir dari republika.co.id (16/12/2017).

Sementara itu Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria yang sempat mengumpulkan para pemain tersebut atas arahan Ketum PSSI mengharapkan bahwa jadwal Timnas Indonesia tidak berbenturan dengan jadwal kompetisi para pemain tersebut saat bergabung bersama klub asing.

Para pemain yang diundang oleh PSSI juga menyatakan bahwa mereka masih bagian dari Timnas Indonesia yang pasti akan bergabung bersama skuad Garuda pada perhelatan 2018 mendatang.

Pertemuan antara Sekjen PSSI dan para pemain Timnas Indonesia yang bermain bersama klub asing sebenarnya bertujuan untuk membujuk mereka membatalkan kontrak namun sepertinya hal tersebut tidak mungkin terjadi.
Detik.com

Kemudian Ratu Tisha lebih menekankan dan memastikan karier sepak bola luar negeri para pemain selaras dengan program timnas menjelang Asian Games.

Kita lihat saja nanti apakah ketakutan Ketum PSSI mengenai kendala tidak bisa bergabungnya para pemain Timnas yang merumput bersama klub asing akan terjadi karena tidak dilepas oleh pihak klub.

Atau komitmen para punggawa Timnas Indonesia yang bergabung bersama klub asing bahwa akan selalu siap hadir untuk bergabung bersama skuad Garuda akan benar direalisasikan oleh mereka.

Tidak sinkronnya pandangan antara Ketum PSSI dengan para pemain tentunya akan berimbas kepada sang pelatih Luis Milla Aspas karena pasti akan menjadi lebih pusing untuk memikirkan meramu skuad Garuda nantinya.

sumber uc news
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==